Wednesday, May 14, 2014

HANCUR

Hancur, ini benar benar hancur. 13 Mei 2014, 21.49 WIB. semua kata keluar bak petir menyambar 2 kali tepat di kepala ku. Setelah aku sadar aku ga mungkin lagi membelokkan langkah ku seperti mobil mu yang ku lihat sedang belok ke gang itu untuk terakhir kali. Setelah raungan sepanjang jalan Solo yang bisa ngalahin suara hujan. Setelah air mata yang lebih deras dari hujan malam itu. Setelah semua text dengan seorang teman.... Setelah itu semua aku benar benar hancur

Friday, January 20, 2012

Plain and Boring


Jadi teringat sebuah kata bijak, “you’re what you think you’re”. Mungkin tidak akan ada yang akan membantah apa yang diungkapkan oleh kata bijak ini. Seluruh komponen tubuh kita secara keseluruhan memang dikendalikan oleh otak sebagai pusat. Ketika otak sudah mengirim sinyal maka itulah yang akan terjadi.

Jadi kalau ingin bisa mengendalikan tubuh secara keseluruhan, jasmani dan rohani, pintar-pintarlah mengelola otak. Kata gampangnya selalu berikan sugesti positif pada otak. Jangan membiarkan otak terpengaruh negative, secara berlebihan tentunya. Saking hebatnya peranan otak konon katanya orang bisa sembuh dari sakit hanya dengan sugesti yang dikirim ke otak

So, Plain and Boring…. Itu lah yang mau saya highlight melalui tulisan ini. Yeah… WE’RE PLAIN AND BORING

Wednesday, January 18, 2012

Writerphobia


Terlalu banyak sebenarnya yg mau saya tulis di blog. Mungkin kalo listnya aja yang saya tulis bisa ngalahin semua yang pernah saya post di blog ini (L384Y: mode ON). Tapi saya serius, dari 4 tahun lalu saya selalu membuat list yang mau saya tulis, di hp (mulai dari N70 saya yang dulu, ganti 5800XM, sampai sekarang 9780). Bahkan listnya pun sekarang udah hilang seiring bergantinya hp saya.

Saya juga ga tau kenapa sangat susah menuangkan apa yang sudah di dalam kepala saya ke dalam tulisan. Faktor pertama yang pasti keterbatasan koneksi (pada saat ide itu benar-benar fresh). Lama-lama jadi malas karena tidak langsung ditulis. Lama-lama basi....madingnya keburu terbit (Cinta, AADC, 2002).

Atau menurut analisa saya yang lain karena saya terlalu takut untuk jadi penulis. Mungkin saya tidak siap berprofesi sebagai penulis. Jadilah alam bawah sadar saya selalu melarang tiap saya mau menulis. Jadilah saya "WriterPhobia"

......... Ntah iyaaaaa.......

Monday, January 16, 2012

Midfield Player Please Opa Berlu


Masih teringat setiap detik perjuangan AC Milan td pagi. Dalam derby della madonnina melawan musuh dan saudara sekota Inter Milan. Sayang sekali Milan harus menelan kekalahan kembali . dewi Fortuna lebih memihak kepada Inter dengan sebuah kesalahan yang dilakukan oleh Ignazio Abate. Akhirnya 0 : 1 untuk Inter Milan.

Ingin me-review keadaan Milan sampai saat ini. Tepatnya memberikan opini personal. Entah mengapa deretan pemain Milan menurut saya masih kurang eksplosif. Bahkan musim ini pun masih tidak terlalu beda. Dengan deretan penyerang yang dimiliki Milan saat ini pun (Ibrahimovic, Pato, Robinho, Cassano, Sharawy, dan Inzhagi) Milan masih sangat susah membongkar pertahanan gerendel yg diterapkan oleh tim lawan. Celakanya tim lawan memang seperti sangat takut kalo berhadapan dengan Milan. Jadilah ketika menghadapi Milan pertahanannya menjadi “Ultra Super Gerendel”.

Sangat wajar ketika menghadapi Milan tim lawan akan ketakutan dan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menghambat laju permainan Milan. Siapa yang tidak tau kualitas dan kehebatan permainan Milan. Siapa yang biasa mengacuhkan Milan dengan sederet prestasi yang sudah mereka raih, baik di tingkat Serie A maupun di level Eropa. Tapi sangat tidak wajar ketika semua tim yang menghadapi Milan akan menerapkan strategi yang sama, yaitu bertahan dan melakukan serangan balik cepat. Di Liga Champion lawan Barcelona terakhir Milan dikalahkan hanya oleh Messi dan Xavi. Tadi pagi di derby Milan lagi-lagi Milan hanya dikalahkan oleh Pazzini dan Milito. Cukup dua pemain yang bermain untuk bisa mencetak gol ke gawang Milan. Bukankah ini tragis??? Apakah dengan strategi ini saja sudah menjanjikan untuk mengalahkan Milan?

Apa kekurangan Milan?? Lini bertahan yang jelek atau lini penyerang yang kurang eksplosif?? Opini personal saya Milan membutuhkan pemain menyerang yang lebih eksplosif. Terutama lini tengah yang eksplosif. Milan perlu menambah pemain eksplosif seperti Boateng. Milan perlu pemain tengah yang bisa mendobrak pertahanan “Ultra Super Gerendel” yang diterapkan lawan. Milan perlu pemain yang suka melepaskan tendangan melewati tembok-tembok pertahanan lawan, mengantisipasi tidak adanya ruang untuk menerobos 8 pemain lawan yang ditumpuk di depan gawang. Mungkin dengan pemain tengah yang dapat mem-back up ketidakmampuan pemain menyerang menerobos pertahanan akan memberikan hasil yang berbeda

Kita tunggu saja siapa yang akan datang Januari ini. Saya berharap akan ada pemain eksplosif lainnya.

Siapa???????

Forza Milan per sempre

Saturday, November 12, 2011

Cerita Puisi

Im here again!!!

Mungkin kalian sedikit bertanya, atau mungkin juga tidak (red: lagi GeeR…kayak ada yg baca aja blognya). Menyangkut puisi-puisi (red: kalo bisa disebut puisi) yang saya posting belakangan. Kenapa semua tanggal buatnya udah sangat kadaluarsa?? Tapi ya baru diposting sekarang.
Begini ceritanya kawan-kawan yang budiman!!!! Siap!!!!!!

Dahulu kala ada seorang cowo jelek, kurus, kere, ga ganteng (*sampe sekarang juga belum berubah jadi ganteng sih!), pokoknya ga idola cewe-cewe lah, ga banget. Dia menanamkan dalam pikirannya kalau bisa membuat puisi itu keren. Mungkin berasa bak seniman gitu kali ya. Tinggal nambahin rambut gondrong aja jadi deh seniman. Mulailah si cowok ini memcoba menulis puisi. Coba-coba mencari inspirasi dari mana saja. (red: kayanya dia sering gagal)

Ceritanya cowo ini punya gebetan teman kampusnya. Akhirnya jadilah kisah cinta dia dan cewe itu yang akhirnya menjadi tulisan puisi. Herannya hampir semua puisi yang ditulis ya kisah cinta itu. Dasar mungkin memang calon seniman yang kekurangan inspirasi.

Waktu berlalu, cinta bubaran, si cowok patah hati, dan ga berubah jadi ganteng juga, nulis puisi juga stop (red: cowo itu saya lho!). Bukan kehilangan inspirasi, tapi memang udah malas bikin puisi. Si cowok mulai berpikir bikin puisi cinta itu ga keren. Malah menjadi seniman mellow yang bisanya cuma mewek. Such a loser kali ya. Akhirnya stop lah usaha menjadi seniman itu. Dan mungkin juga kesibukan yang lain yang membuat waktu terasa ga ada untuk mencari inspirasi.
Sebenarnya setelah kisah cinta-cintaan itu masih sempat membuat puisi lagi. Yang pasti bukan puisi cinta. Dan puisinya diambil sama adik sepupu saya, terus dikumpulkan sebagai tugas sekolah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pastinya itu diklaim sebagai karyanya dia. Dan saya juga udah ga punya copy nya. Kalo ada saya posting juga pastinya.

Jadi buat seseorang yang sangat kesal, sangat cemburu, dan dalam mood yang sangat buruk, yang meninggalkan comment di puisi-puisi saya. Mungkin saya harus meminta maaf, karena sampai saat ini keinginan mu untuk menjadi inspirasi dalam puisi-puisi saya tidak bisa terwujud. Bukan karena kamu tidak menjadi inspirasi, tapi karena saya memang sudah tidak menulis puisi. Toh setelah tanggal puisi saya yang terakhir saya posting sudah sangat lama sekali saya tidak punya puisi. Sampai saat ini. Saya tidak membutuhkan inspirasi untuk puisi. Saya cuma butuh orangnya aja. Kalo kamu mau mencintai saya, maka terimalah saya sebagai orang yang tidak lagi menulis puisi. Mungkin di masa depan saya tidak tahu, tapi untuk sekarang rasanya saya masih belum berminat menulis puisi lagi. Trus kalau kamu menganggap postingan puisi-puisi hanya untuk mengingat kenangan saya dengan mantan saya, sebaiknya dirubah cara pandangnya. Selain kenangan memang ga mungkin dihilangkan, puisi-puisi ini bagi saya adalah karya saya yang pada saat itu memang mati-matian berusaha membuat puisi. Mungkin hasilnya memang tidak bagus. Mungkin puisinya cuma kelas rendahan. Kalau dibandingkan Rendra atau Marzuki Ismail mungkin ga ada apa-apanya (red: masih berharap ada apa-apanya). Tapi dengan memposting puisi ini sebagai bentuk penghargaan saya terhadap hasil kerja saya. Mudah-mudahan ada yang membaca dan mau memberikan sumbang saran. Siapa tau suatu saat puisi saya bisa masuk buku ajar Bahasa Indonesia (red: ngarep tingkat dewa).

Pertanyaan lagi. Kenapa baru diposting sekarang?

Ceritanya itu puisi entah jaman kapan. Secara kebetulan saya temukan lagi copy nya di tumpukan kertas-kertas setelah tertumpuk bertahun-tahun itu. Jujur saya jijik sendiri pas bacanya. Tapi merasa kok agak bagus juga ya (red: pada setuju ga??). akhirnya saya postingkanlah di blog saya yang sepi ini (red: sapa tauk suatu saat bisa rame! amiiiiiin)

Jadi begitulah ceritanya….udah ah capek, bingung mau nulis apa lagi