Aku hilang
Di keramaian harapan
Tonggak untuk ku terus maju
Lautan menyebrangkan ku
Ke tempat tanpa belas kasih
Tempat asing membingungkan
Pijakan ku amatlah kokoh
Menelusuri hutan-hutan dengan pepohonan rindang
Sejuk seolah aku ingin terus seperti ini
... menyenangkan...
Tapi aku tersesat
Aku hilang di antara jalan-jalan berbatu
Gunung-gunung mengaburkan ku
Tebing-tebing terjal bersiap menarik ku ke lembah terdalam
Aku bukan terlena sobat
Aku terlalu naif atas jalan ini
Semuanya nyaris membutakan ku
Hingga aku tersadar laksana sang pemimpi
Sekarang aku sampai di lembah terbuka
Lembah tanpa belas kasih
Aku harus tetap menyusurinya
Tapi aku lelah
Ku cari pengharapan baru
Dengan segala jalan baru
Sampai aku temukan tempat ku lagi
Jogja, 1 Maret 2004
Tuesday, October 4, 2011
Cinta Sinetron
“Wuah Cantiknya”
Aku “Terpesona”, “Terpikat”
Oleh seorang “Abege”
“Gadis Penakluk”
Dialah “Vanya” “Tersayang”
“Ada Apa Dengan Cinta”
Apakah “Cerita Cinta”
Harus terulang di “Opera SMU” ini
“Cinta SMU” dengan semboyannya
“Siapa Takut Jatuh Cinta”
“Jay-Jay Anak Metropolitan”
“Cinta Memang Tak Semanis Kembang Gula”
Tapi “kehormatan” “Ciuman Pertama”
Bisa “Buat Aku Tersenyum”
“Di Antara Dua Pilihan”
Mungkin bisa ku temukan “Perempuan Pilihan”
Jadilah “Sephia” ku wahai Vanya
Kita akan jalani kisah kita di bawah “Gerhana”
Seperti kisah “Love In Bombay”
Dengan dendangan lagu “Sharmila”
Jogja, 9 Oktober 2002
Aku “Terpesona”, “Terpikat”
Oleh seorang “Abege”
“Gadis Penakluk”
Dialah “Vanya” “Tersayang”
“Ada Apa Dengan Cinta”
Apakah “Cerita Cinta”
Harus terulang di “Opera SMU” ini
“Cinta SMU” dengan semboyannya
“Siapa Takut Jatuh Cinta”
“Jay-Jay Anak Metropolitan”
“Cinta Memang Tak Semanis Kembang Gula”
Tapi “kehormatan” “Ciuman Pertama”
Bisa “Buat Aku Tersenyum”
“Di Antara Dua Pilihan”
Mungkin bisa ku temukan “Perempuan Pilihan”
Jadilah “Sephia” ku wahai Vanya
Kita akan jalani kisah kita di bawah “Gerhana”
Seperti kisah “Love In Bombay”
Dengan dendangan lagu “Sharmila”
Jogja, 9 Oktober 2002
mIRC
Jauh aku melihatmu
Bernyanyi, menari dengan riangnya
Hangatkan hari dengan senyummu
Sejukkan hati dengan candamu
Kau mekarkan bunga di segala penjuru
Kau tebarkan wangi ke seluruh relung hati
Terlalu berharga bila bila melihatmu
Ingin selalu bersamamu
Ku dekati tak sampai-sampai
Tiba-tiba......
Blitz?????????
Bang***.....monitornya gelap
Tinggal tuts-tuts penyambung lidah di depan ku
Hilang sudah yang ku mau
Jogja, 9 Oktober 2002
Bernyanyi, menari dengan riangnya
Hangatkan hari dengan senyummu
Sejukkan hati dengan candamu
Kau mekarkan bunga di segala penjuru
Kau tebarkan wangi ke seluruh relung hati
Terlalu berharga bila bila melihatmu
Ingin selalu bersamamu
Ku dekati tak sampai-sampai
Tiba-tiba......
Blitz?????????
Bang***.....monitornya gelap
Tinggal tuts-tuts penyambung lidah di depan ku
Hilang sudah yang ku mau
Jogja, 9 Oktober 2002
Ruang 3.1
Di depan mengoceh
Tak henti mengoceh
5 dasar penting
Mahasiswa baru harus tau 5 dasar
Di belakang mengoceh
Psst... pst... psst... pesst...
Di belakang mengantuk
Menguap dan bete
Di depan masih mengoceh
5 dasar, dasar negara
Di belakang pun terus mengoceh
“ini lagi ini lagi”... bosan
Jogja, 27 September 2002
Tak henti mengoceh
5 dasar penting
Mahasiswa baru harus tau 5 dasar
Di belakang mengoceh
Psst... pst... psst... pesst...
Di belakang mengantuk
Menguap dan bete
Di depan masih mengoceh
5 dasar, dasar negara
Di belakang pun terus mengoceh
“ini lagi ini lagi”... bosan
Jogja, 27 September 2002
Mengenangmu Begitu Pahit
Menggapai tak sampai-sampai
Ku peluk hanya bayangan
Menujumu begitu jauh
Lelah sudah tak ku hiraukan
Kini mereguk air mata
Semua sudah tak berharga
Kau berubah sekejap saja
Yang tersisa hanya rasa
Jogja, 18 September 2002
Ku peluk hanya bayangan
Menujumu begitu jauh
Lelah sudah tak ku hiraukan
Kini mereguk air mata
Semua sudah tak berharga
Kau berubah sekejap saja
Yang tersisa hanya rasa
Jogja, 18 September 2002
Subscribe to:
Posts (Atom)